Surah At Takwir Tafseer
Tafseer of At-Takwir : 3
Saheeh International
And when the mountains are removed
Tafsir Ibn Kathir
Tafseer 'Tafsir Ibn Kathir' (IN)
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ}
dan apabila gunung-gunung dihancurkan. (At-Takwir: 3)
Yaitu lenyap dari tempatnya masing-masing dan meledak sehingga bumi bekas tempat berpijaknya menjadi rata dan datar.
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ}
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan). (At-Takwir: 4)
Ikrimah dan Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, Mujahid mengatakan, unta-unta yang sangat berharga bagi pemiliknya itu diabaikan dan tidak dipedulikan lagi. Ubay ibnu Ka'b dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa para pemiliknya mengabaikannya. Ar-Rabi' ibnu Khaisam mengatakan bahwa unta-unta itu tidak diperah air susunya, melainkan dibiarkan dan diacuhkan oleh para pemiliknya. Ad-Dahhak mengatakan, unta-unta itu dibiarkan tanpa ada yang menggembala. Makna yang dimaksud dari semua pendapat di atas berdekatan.
Kesimpulannya ialah bahwa al-'isyar ialah unta-unta betina pilihan yang sedang hamil dalam masa sepuluh bulan; bentuk tunggalnya disebut 'usyara. Dan unta ini masih tetap disebut demikian sampai melahirkan anaknya.
Demikian itu karena manusia cukup disibukkan oleh urusannya sendiri hingga melupakannya dan tidak lagi memelihara dan memanfaatkannya lagi, padahal sebelumnya unta-unta tersebut merupakan harta mereka yang paling berharga. Hal ini tiada lain karena mereka sedang mengalami peristiwa yang dahsyat lagi sangat menakutkan, yaitu menghadapi kejadian-kejadian yang mengawali hari kiamat. Menurut pendapat lain. hal itu terjadi di hari kiamat sendiri; para pemilik unta-unta itu melihatnya, tetapi tiada jalan bagi mereka kepadanya. Menurut pendapat yang lainnya. al-'isyar artinya awan yang terhenti di antara langit dan bumi tidak dapat bergerak karena dunia sudah rusak. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud adalah tanah yang diukur dengan puluhan hasta, yakni tanah yang mahal harganya. Dan menurut pendapat yang lain, yang dimaksud ialah rumah-rumah yang dahulunya ramai dengan para penghuninya, kemudian hari itu menjadi kosong semuanya karena semua penghuninya telah pergi (mati). Semua pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abu Abdullah Al-Qurtubi di dalam kitabnya yang berjudul Al-Tazkirah. Kemudian dia menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah unta-unta yang sedang bunting, dan ia menisbatkannya kepada kebanyakan ulama. Menurut hemat penulis, memang tidak dikenal ada pendapat lain yang bersumber dari ulama Salaf dan para imam selain dari pendapat ini.
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Are You Sure you want to Delete Pin
“” ?
Add to Collection
Bookmark
Pins
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Audio Settings