Surah Saba Tafseer

Surah
Juz
Page
1
Al-Fatihah
The Opener
001
2
Al-Baqarah
The Cow
002
3
Ali 'Imran
Family of Imran
003
4
An-Nisa
The Women
004
5
Al-Ma'idah
The Table Spread
005
6
Al-An'am
The Cattle
006
7
Al-A'raf
The Heights
007
8
Al-Anfal
The Spoils of War
008
9
At-Tawbah
The Repentance
009
10
Yunus
Jonah
010
11
Hud
Hud
011
12
Yusuf
Joseph
012
13
Ar-Ra'd
The Thunder
013
14
Ibrahim
Abraham
014
15
Al-Hijr
The Rocky Tract
015
16
An-Nahl
The Bee
016
17
Al-Isra
The Night Journey
017
18
Al-Kahf
The Cave
018
19
Maryam
Mary
019
20
Taha
Ta-Ha
020
21
Al-Anbya
The Prophets
021
22
Al-Hajj
The Pilgrimage
022
23
Al-Mu'minun
The Believers
023
24
An-Nur
The Light
024
25
Al-Furqan
The Criterion
025
26
Ash-Shu'ara
The Poets
026
27
An-Naml
The Ant
027
28
Al-Qasas
The Stories
028
29
Al-'Ankabut
The Spider
029
30
Ar-Rum
The Romans
030
31
Luqman
Luqman
031
32
As-Sajdah
The Prostration
032
33
Al-Ahzab
The Combined Forces
033
34
Saba
Sheba
034
35
Fatir
Originator
035
36
Ya-Sin
Ya Sin
036
37
As-Saffat
Those who set the Ranks
037
38
Sad
The Letter "Saad"
038
39
Az-Zumar
The Troops
039
40
Ghafir
The Forgiver
040
41
Fussilat
Explained in Detail
041
42
Ash-Shuraa
The Consultation
042
43
Az-Zukhruf
The Ornaments of Gold
043
44
Ad-Dukhan
The Smoke
044
45
Al-Jathiyah
The Crouching
045
46
Al-Ahqaf
The Wind-Curved Sandhills
046
47
Muhammad
Muhammad
047
48
Al-Fath
The Victory
048
49
Al-Hujurat
The Rooms
049
50
Qaf
The Letter "Qaf"
050
51
Adh-Dhariyat
The Winnowing Winds
051
52
At-Tur
The Mount
052
53
An-Najm
The Star
053
54
Al-Qamar
The Moon
054
55
Ar-Rahman
The Beneficent
055
56
Al-Waqi'ah
The Inevitable
056
57
Al-Hadid
The Iron
057
58
Al-Mujadila
The Pleading Woman
058
59
Al-Hashr
The Exile
059
60
Al-Mumtahanah
She that is to be examined
060
61
As-Saf
The Ranks
061
62
Al-Jumu'ah
The Congregation, Friday
062
63
Al-Munafiqun
The Hypocrites
063
64
At-Taghabun
The Mutual Disillusion
064
65
At-Talaq
The Divorce
065
66
At-Tahrim
The Prohibition
066
67
Al-Mulk
The Sovereignty
067
68
Al-Qalam
The Pen
068
69
Al-Haqqah
The Reality
069
70
Al-Ma'arij
The Ascending Stairways
070
71
Nuh
Noah
071
72
Al-Jinn
The Jinn
072
73
Al-Muzzammil
The Enshrouded One
073
74
Al-Muddaththir
The Cloaked One
074
75
Al-Qiyamah
The Resurrection
075
76
Al-Insan
The Man
076
77
Al-Mursalat
The Emissaries
077
78
An-Naba
The Tidings
078
79
An-Nazi'at
Those who drag forth
079
80
Abasa
He Frowned
080
81
At-Takwir
The Overthrowing
081
82
Al-Infitar
The Cleaving
082
83
Al-Mutaffifin
The Defrauding
083
84
Al-Inshiqaq
The Sundering
084
85
Al-Buruj
The Mansions of the Stars
085
86
At-Tariq
The Nightcommer
086
87
Al-A'la
The Most High
087
88
Al-Ghashiyah
The Overwhelming
088
89
Al-Fajr
The Dawn
089
90
Al-Balad
The City
090
91
Ash-Shams
The Sun
091
92
Al-Layl
The Night
092
93
Ad-Duhaa
The Morning Hours
093
94
Ash-Sharh
The Relief
094
95
At-Tin
The Fig
095
96
Al-'Alaq
The Clot
096
97
Al-Qadr
The Power
097
98
Al-Bayyinah
The Clear Proof
098
99
Az-Zalzalah
The Earthquake
099
100
Al-'Adiyat
The Courser
100
101
Al-Qari'ah
The Calamity
101
102
At-Takathur
The Rivalry in world increase
102
103
Al-'Asr
The Declining Day
103
104
Al-Humazah
The Traducer
104
105
Al-Fil
The Elephant
105
106
Quraysh
Quraysh
106
107
Al-Ma'un
The Small kindnesses
107
108
Al-Kawthar
The Abundance
108
109
Al-Kafirun
The Disbelievers
109
110
An-Nasr
The Divine Support
110
111
Al-Masad
The Palm Fiber
111
112
Al-Ikhlas
The Sincerity
112
113
Al-Falaq
The Daybreak
113
114
An-Nas
Mankind
114

Saba : 19

34:19
فَقَالُوا۟رَبَّنَابَٰعِدْبَيْنَأَسْفَارِنَاوَظَلَمُوٓا۟أَنفُسَهُمْفَجَعَلْنَٰهُمْأَحَادِيثَوَمَزَّقْنَٰهُمْكُلَّمُمَزَّقٍإِنَّفِىذَٰلِكَلَءَايَٰتٍلِّكُلِّصَبَّارٍشَكُورٍ ١٩

Saheeh International

But [insolently] they said, "Our Lord, lengthen the distance between our journeys," and wronged themselves, so We made them narrations and dispersed them in total dispersion. Indeed in that are signs for everyone patient and grateful.

Tafseer 'Tafsir Ibn Kathir' (IN)

Sedangkan ulama lain membaca ayat ini dengan bacaan baid baina asfarina, demikian itu karena mereka menjadi congkak karena nikmat tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa justru mereka lebih menyukai menempuh jalan padang sahara dan daerah-daerah yang tidak berpenghuni, yang untuk menempuhnya diperlukan membawa bekal dan unta kendaraan, serta berjalan di terik matahari dan tempat-tempat yang menakutkan. Perihal mereka sama dengan apa yang diminta oleh kaum Bani Israil dari Musa a.s., yaitu hendaknya Musa memohon kepada Allah agar menumbuhkan tumbuhan bumi buat mereka yang hasilnya berupa sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya. Padahal mereka saat itu berada dalam kehidupan yang makmur berkat Manna dan Salwa yang diturunkan buat mereka. Kehidupan mereka juga mewah, baik makanan, minuman, maupun pakaiannya. Karena itulah maka Musa berkata kepada mereka, yang disitir oleh firman-Nya:

Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.” Lalu ditimpakan kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. (Al Baqarah:61)

Juga semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui Firman-Nya:

Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupan­nya. (Al-Qasas: 58)

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (An Nahl:112).

Dan firman Allah Swt. menceritakan tentang mereka, yang kisahnya disebutkan dalam surat ini, yaitu: Maka mereka berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami, " dan mereka menganiaya diri mereka sendiri. (Saba':19) dikarenakan kekafiran mereka.

maka Kami jadikan mereka buah tutur dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. (Saba':19)

Artinya, Kami jadikan mereka sebagai buah tutur manusia yang menceritakan kisah-kisah mereka, bagaimana Allah menimpakan azab­Nya kepada mereka dan mencerai-beraikan persatuan mereka sesudah bersatu dalam naungan kehidupan yang makmur, mereka menyebar kemana-mana, tidak lagi tinggal di negerinya. Karena itulah ada pepatah Arab yang berbunyi, "Bercerai-berai seperti tercerai-berainya kaum Saba, dan hancur berantakan seperti hancurnya hasil karya kaum Saba, dan menyebar sebagaimana menyebarnya kaum Saba."

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id ibnu Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Habib ibnusy Syahid yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar ayahnya mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ikrimah menceritakan suatu kisah tentang penduduk Saba dengan mengutip firman-Nya: Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaaan Tuhan) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan sebelah kiri. (Saba':15) sampai dengan firman-Nya: maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar. (Saba':16). Tersebutlah bahwa di kalangan mereka terdapat banyak tukang tenung, dan setan-setan mencuri-curi dengar dari berita di langit, lalu tukang-tukang tenung itu menceritakan sebagian dari berita langit (yang mereka terima dari setan-setan pencuri berita itu). Dan tersebutlah bahwa di kalangan mereka terdapat seorang lelaki tukang tenung yang terpandang lagi banyak harta, Ia memberitakan bahwa runtuhnya masa kejayaan mereka sudah dekat, dan azab akan menimpa mereka, sedangkan ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya karena dia adalah seorang yang banyak memiliki harta dari tanah-tanah yang dimilikinya. Lalu ia berkata kepada salah seorang anak lelakinya yang mempunyai paman-paman yang terhormat dari pihak ibunya, "Hai anakku, apabila besok hari tiba dan aku perintahkan kepadamu untuk melakukan sesuatu, maka janganlah kamu lakukan. Dan apabila aku menghardikmu, maka balas hardiklah diriku. Dan apabila aku menempelengmu, maka balas tempelenglah aku." Anak itu berkata, "Ayah, jangan engkau lakukan hal itu. Sesungguhnya perbuatan itu dosa besar dan berat dilakukan". Lelaki itu berkata, "Hai anakku, telah terjadi suatu perkara yang tidak dapat dielakkan lagi," dan lelaki itu terus-menerus mendesaknya. Akhirnya si anak terpaksa menyetujuinya. Pada pagi harinya ketika orang-orang telah berkumpul, lelaki itu berkata, "Hai anakku, lakukanlah anu dan anu," maka si anak tidak menurut, lalu si ayah menghardiknya dan si anak itu balas menghardiknya. Keduanya terus-menerus bersengketa hingga pada akhirnya si ayah menempeleng anaknya, maka si anak balas menempeleng ayahnya. Lalu si ayah berkata, "Anakku berani menempelengku, kemarikanlah pisauku." Mereka bertanya, "Untuk apa kamu meminta pisau?" Ia menjawab, "Aku akan menyembelihnya". Mereka bertanya, "Apakah kamu akan menyembelih anakmu sendiri?" Tempelenglah lagi dia atau lakukanlah hal lainnya yang kamu ingini terhadapnya." Si ayah menolak dan bersikeras akan menyembelih anak lelakinya itu. Maka mereka mengirimkan utusan untuk memanggil paman-paman anak itu dan menyampaikan kepada mereka berita tersebut. Akhirnya mereka datang dan mengatakan kepada ayah si anak, "Ambillah dari kami apa yang kamu sukai," tetapi si lelaki itu menolak dan bersikeras untuk menyembelih anaknya. Mereka berkata, "Sebelum kamu menyebelihnya, maka kamu dahulu yang akan mati." Lelaki itu berkata, "Kalau memang demikian, maka sesungguhnya aku tidak ingin lagi tinggal di negeri yang penduduknya menghalang-halangi antara aku dan anakku. Sekarang belilah oleh kalian semua rumahku dan semua tanahku." Lelaki itu kemudian menjual rumah, lahan dan tanahnya. Setelah semua uang hasil penjualan berada di tangannya, ia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya azab akan menimpa kalian dan kejayaan kalian akan sirna, hal ini sudah dekat. Maka barang siapa di antara kalian yang menginginkan rumah baru, tempat perlindungan yang kuat, serta perjalanan yang jauh, hendaklah pergi ke kota Amman. Dan barang siapa di antara kalian yang menginginkan khamr, ragi, dan perasan buah, dan lain-lainnya —Ibrahim perawi lupa— hendaklah pergi ke negeri Basra. Dan barang siapa yang menginginkan berlepotan dengan lumpur, mendapat makanan di negeri sendiri, dan sibuk dengan pertanian, hendaklah ia pergi ke kota Yasrib yang banyak pohon kurmanya. Maka kaumnya menaati ucapannya itu, lalu orang-orang yang ingin tinggal di Amman pergi ke Amman, dan orang-orang Gassan pergi ke Basra, sedangkan Aus dan Khazraj serta Bani Usman pergi ke negeri Yasrib yang banyak pohon kurmanya. Disebutkan bahwa dalam perjalanannya mereka sampai di Lembah Mur, lalu Bani Usman berkata, "Inilah tempat yang kami dambakan dan kami tidak mau menggantinya dengan tempat yang lain." Lalu mereka tinggal di Lembah Mur itu. Maka tempat itu dinamakan Khuza'ah karena mereka memisahkan diri dari teman-temannya. Kabilah Aus dan Khazraj meneruskan perjalanannya sampai tiba di Madinah, lalu tinggal di Madinah. Sedangkan orang-orang yang ingin tinggal di Amman (Yordan) meneruskan perjalanannya sampai di Amman, dan orang-orang Gassan pergi menuju ke Basrah. Asar ini garib lagi aneh. Nama tukang tenung tersebut adalah Amr ibnu Amir, salah seorang pemimpin negeri Yaman dan pembesar Saba serta ahli tenung mereka.

Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar telah mengatakan di permulaan kitab Sirah-nya kisah tentang Amr ibnu Amir ini, bahwa dialah orang yang mula-mula keluar dari negeri Yaman karena ia mendapat berita yang mengatakan bahwa banjir besar akan menimpa mereka. Muhammad ibnu Ishaq ibnu Yasar melanjutkan, bahwa penyebab yang mendorong Amr ibnu Amir keluar dari negeri Yaman menurut kisah yang dikemukakan oleh Abu Zaid Al-Ansari kepadanya, Amr ibnu Amir bermimpi melihat tempat yang dipakai untuk menampung air di bendungan Ma'rib digali (yakni tanggulnya), lalu airnya dialirkan oleh para penggalinya keluar dari bendungan menurut apa yang mereka sukai. Maka Amr ibnu Amir mengerti bahwa bendungan Ma'rib tidak akan lama lagi usianya, lalu ia bertekad untuk pindah dari negeri Yaman. Untuk melaksanakan niatnya ini terlebih dahulu ia membuat tipu muslihat terhadap kaumnya. Kemudian ia memerintahkan kepada anaknya yang paling muda, bahwa apabila ia ditempeleng dan dikerasi olehnya, hendaklah ia membalasnya. Lalu si anak melakukan apa yang diperintahkan oleh ayahya, ketika ayahnya memaki-maki dia dan menempelengnya, maka ia membalasnya. Akhirnya Amr ibnu Amir berkata, "Aku tidak akan tinggal lagi di negeri yang menjadi peneyebab anakku yang termuda berani menempeleng wajahku." Lalu ia menawarkan hartanya (untuk dijual). Maka orang-orang yang terpandang dari penduduk Yaman mengatakan, "Ambillah kesempatan yang baik ini untuk membeli harta Amr," lalu mereka membelinya. Amr menjual semua harta miliknya, kemudian dia dan semua anak cucunya pindah meninggalkan negeri Yaman. Kabilah Asad berkata,"Kami tidak akan membiarkan Amr pergi sendirian," lalu mereka pun menjual semua hartanya dan ikut keluar bersama-sama rombongan Amr. Mereka melakukan perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya mereka turun beristirahat di negeri Ak, lalu berkeliling di sekitar negeri Ak. Tetapi orang-orang Ak memeranginya, maka terjadilah pertempuran di antara mereka. Adakalanya Amr menang, dan adakalanya orang-orang Ak beroleh kemenangan. Sehubungan dengan peristiwa ini Abbas ibnu Muradis As-Sulami r.a. telah mengatakan dalam bait syairnya mengenang peristiwa tersebut:

Ak ibnu Adnan yang menyalakan api peperangan di Gassan sehingga mereka terusir sejauh-jauhnya

Bait syair ini merupakan petikan dari kasidahnya. Kemudian Amr ibnu Amir dan kawan-kawannya pergi meninggalkan tanah orang-orang Ak dan menyebar ke seluruh negeri. Keluarga Jafnah ibnu Amr ibnu Amir tinggal di negeri Syam. Aus dan khazraj tinggal di Yasrib, Khuza'ah tinggal di Mur, Azdus Surah tinggal di As-Surah, dan Azd Amman tinggal di Amman. Kemudian Allah Swt. mengirimkan banjir besar yang melanda bendungan Ma'rib hingga bobol dan hancur. Peristiwa inilah yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui ayat-ayatnya di atas.

As-Saddi telah menyebutkan kisah Amr ibnu Amir dengan kisah yang semisal dengan apa yang telah disebutkan oleh Muhammad ibnu Ishaq. Hanya dalam riwayat As-Saddi disebutkan bahwa lalu Amr ibnu Amir memerintahkan kepada keponakannya, bukan anaknya. Akhirnya ia menjual seluruh hartanya, lalu pergi bersama keluarganya meninggalkan Saba, dan selanjutnya mereka bercerai-berai. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Salamah, dari Ibnu Ishaq yang menceritakan bahwa mereka mengira Amr ibnu Amir adalah paman dari kaumnya, dia adalah seorang tukang ramal, lalu dalam peramalannya ia melihat bahwa kaumnya kelak akan dicerai-beraikan dan perjalanan mereka akan dijauhkan. Lalu ia berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya aku telah diberi tahu bahwa kelak kalian akan dicerai-beraikan. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu melakukan perjalanan jauh, penuh dengan penderitaan yang keras dan kesabaran yang tinggi, hendaklah ia pergi ke Ka's atau Kurud." Maka yang melakukannya adalah Wada'ah ibnu Amr. Kemudian Amr ibnu Amir berkata, "Dan barang siapa di antara kalian yang menyukai daerah perkotaan dan urusan yang mudah, hendaklah ia pergi ke Syam." Yang melakukannya adalah Auf ibnu Amr, dan merekalah yang dikenal dengan nama Bariq. Amr ibnu Amir berkata lagi, "Dan barang siapa di antara kalian yang menginginkan penghidupan yang tenang dan tanah haram yang aman, hendaklah ia pergi ke Arzin." dan yang melakukannya adalah Khuza'ah. Amr ibnu Amir berkata, "Dan barang siapa di antara kalian yang menginginkan hidup berlepotan dengan lumpur dan pertanian, hendaklah ia pergi ke Yasrib yang banyak pohon kurmanya," maka yang melakukan­nya adalah Aus dan Khazraj, kedua kabilah inilah yang akan menjadi orang-orang Ansar. Amr ibnu Amir berkata, "Dan barang siapa di antara kalian yang menginginkan khamr, ragi, emas, kain sutra serta kerajaan dan kekuasaan, hendaklah ia pergi ke Kausa dan Basra." Maka yang melakukannya adalah Gassan alias Bani Jafnah yang kelak menjadi raja-raja di negeri Syam dan sebagian dari kalangan mereka yang tinggal di Irak.

Ibnu Ishaq mengatakan, ia pernah mendengar salah seorang ahlul 'ilmi mengatakan bahwa sesungguhnya yang mengucapkan kata-kata tersebut adalah Tarifah istri Amr ibnu Amir, dia adalah seorang tukang ramal perempuan. Dalam peramalannya ia melihat hal tersebut, maka hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui yang benar di antara kedua pendapat itu.

Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Asy-Sya'bi, bahwa Gassan pergi ke negeri Amman, lalu Allah mencerai-beraikan mereka dengan separah-parahnya di negeri Syam. Dan orang-orang Ansar pergi ke negeri Yasrib, Khuza'ah pergi ke Tihamah, dan Azd pergi ke negeri Amman, lalu Allah mencerai-beraikan mereka dengan sebenar-benarnya. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.

Selanjutnya Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Ubaidah, bahwa Al-Asya alias A'syanya Bani Qais ibnu Sa'labah yang nama aslinya Maimun ibnu Qais telah mengatakan:

Dalam hal tersebut terdapat suri teladan bagi orang yang merenungkannya, yaitu Ma-rib setelah terlanda oleh banjir besar. Ma-rib adalah bendungan yang dibangunkan bagi mereka oleh Himyar, untuk menampung air yang datang kepada mereka, sehingga mereka dapat mengairi lahan-lahan dan kebun anggur mereka dengan suburnya. Kemudian mereka menjadi bercerai-berai, tidak mampu lagi untuk memberi minum anak kecil yang baru disapih.

Firman Allah Swt.:

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. (Saba':19)

Yakni sesungguhnya pada peristiwa yang telah menimpa mereka —berupa pembalasan Allah dan azab-Nya, diubah-Nya nikmat, dan dilenyapkan­Nya kemakmuran sebagai siksaan akibat kekufuran dan dosa-dosa yang dilakukan mereka— benar-benar terdapat pelajaran dan petunjuk bagi setiap orang yang bersabar dalam menghadapi musibah, lagi bersyukur atas nikmat-nikmat yang diperolehnya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman dan Abdur Razzaq. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Al-Aizar ibnu Hurayyis, dari Umar ibnu Sa'd, dari ayahnya (yaitu Sa'd ibnu Abu Waqqas r.a.) yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Saya kagum dengan orang mukmin dalam menghadapi takdir Allah Swt. Jika Allah memberikan kebaikan kepadanya, maka ia memuji Tuhannya dan bersyukur. Dan jika ia tertimpa musibah, ia tetap memuji Tuhannya dan bersabar. Orang mukmin diberi pahala dalam segala sesuatu, sehingga suapan yang ia masukkan ke dalam mulut istrinya.

Imam Nasai telah meriwayatkan di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah melalui hadis Abu Ishaq As-Subai'i dengan sanad yang sama. Hadis ini merupakan hadis yang sanadnya jarang ada karena melalui riwayat Umar ibnu Sa'd dari ayahnya. Akan tetapi, hadis ini mempunyai saksi yang menguatkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Abu Hurairah r.a. yang telah menyebutkan:

Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, maka ia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika tertimpa musibah, maka ia bersabar, dan bersabar itu baik baginya. Sikap seperti ini tidak terdapat pada seorang pun kecuali pada diri orang mukmin.

Abdu mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, dari Sufyan, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. (Saba':19) Mutarrif mengatakan bahwa sebaik-baik hamba adalah orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur, yaitu apabila diberi bersyukur dan apabila diuji bersabar.

Quran Mazid
go_to_top
Quran Mazid
Surah
Juz
Page
1
Al-Fatihah
The Opener
001
2
Al-Baqarah
The Cow
002
3
Ali 'Imran
Family of Imran
003
4
An-Nisa
The Women
004
5
Al-Ma'idah
The Table Spread
005
6
Al-An'am
The Cattle
006
7
Al-A'raf
The Heights
007
8
Al-Anfal
The Spoils of War
008
9
At-Tawbah
The Repentance
009
10
Yunus
Jonah
010
11
Hud
Hud
011
12
Yusuf
Joseph
012
13
Ar-Ra'd
The Thunder
013
14
Ibrahim
Abraham
014
15
Al-Hijr
The Rocky Tract
015
16
An-Nahl
The Bee
016
17
Al-Isra
The Night Journey
017
18
Al-Kahf
The Cave
018
19
Maryam
Mary
019
20
Taha
Ta-Ha
020
21
Al-Anbya
The Prophets
021
22
Al-Hajj
The Pilgrimage
022
23
Al-Mu'minun
The Believers
023
24
An-Nur
The Light
024
25
Al-Furqan
The Criterion
025
26
Ash-Shu'ara
The Poets
026
27
An-Naml
The Ant
027
28
Al-Qasas
The Stories
028
29
Al-'Ankabut
The Spider
029
30
Ar-Rum
The Romans
030
31
Luqman
Luqman
031
32
As-Sajdah
The Prostration
032
33
Al-Ahzab
The Combined Forces
033
34
Saba
Sheba
034
35
Fatir
Originator
035
36
Ya-Sin
Ya Sin
036
37
As-Saffat
Those who set the Ranks
037
38
Sad
The Letter "Saad"
038
39
Az-Zumar
The Troops
039
40
Ghafir
The Forgiver
040
41
Fussilat
Explained in Detail
041
42
Ash-Shuraa
The Consultation
042
43
Az-Zukhruf
The Ornaments of Gold
043
44
Ad-Dukhan
The Smoke
044
45
Al-Jathiyah
The Crouching
045
46
Al-Ahqaf
The Wind-Curved Sandhills
046
47
Muhammad
Muhammad
047
48
Al-Fath
The Victory
048
49
Al-Hujurat
The Rooms
049
50
Qaf
The Letter "Qaf"
050
51
Adh-Dhariyat
The Winnowing Winds
051
52
At-Tur
The Mount
052
53
An-Najm
The Star
053
54
Al-Qamar
The Moon
054
55
Ar-Rahman
The Beneficent
055
56
Al-Waqi'ah
The Inevitable
056
57
Al-Hadid
The Iron
057
58
Al-Mujadila
The Pleading Woman
058
59
Al-Hashr
The Exile
059
60
Al-Mumtahanah
She that is to be examined
060
61
As-Saf
The Ranks
061
62
Al-Jumu'ah
The Congregation, Friday
062
63
Al-Munafiqun
The Hypocrites
063
64
At-Taghabun
The Mutual Disillusion
064
65
At-Talaq
The Divorce
065
66
At-Tahrim
The Prohibition
066
67
Al-Mulk
The Sovereignty
067
68
Al-Qalam
The Pen
068
69
Al-Haqqah
The Reality
069
70
Al-Ma'arij
The Ascending Stairways
070
71
Nuh
Noah
071
72
Al-Jinn
The Jinn
072
73
Al-Muzzammil
The Enshrouded One
073
74
Al-Muddaththir
The Cloaked One
074
75
Al-Qiyamah
The Resurrection
075
76
Al-Insan
The Man
076
77
Al-Mursalat
The Emissaries
077
78
An-Naba
The Tidings
078
79
An-Nazi'at
Those who drag forth
079
80
Abasa
He Frowned
080
81
At-Takwir
The Overthrowing
081
82
Al-Infitar
The Cleaving
082
83
Al-Mutaffifin
The Defrauding
083
84
Al-Inshiqaq
The Sundering
084
85
Al-Buruj
The Mansions of the Stars
085
86
At-Tariq
The Nightcommer
086
87
Al-A'la
The Most High
087
88
Al-Ghashiyah
The Overwhelming
088
89
Al-Fajr
The Dawn
089
90
Al-Balad
The City
090
91
Ash-Shams
The Sun
091
92
Al-Layl
The Night
092
93
Ad-Duhaa
The Morning Hours
093
94
Ash-Sharh
The Relief
094
95
At-Tin
The Fig
095
96
Al-'Alaq
The Clot
096
97
Al-Qadr
The Power
097
98
Al-Bayyinah
The Clear Proof
098
99
Az-Zalzalah
The Earthquake
099
100
Al-'Adiyat
The Courser
100
101
Al-Qari'ah
The Calamity
101
102
At-Takathur
The Rivalry in world increase
102
103
Al-'Asr
The Declining Day
103
104
Al-Humazah
The Traducer
104
105
Al-Fil
The Elephant
105
106
Quraysh
Quraysh
106
107
Al-Ma'un
The Small kindnesses
107
108
Al-Kawthar
The Abundance
108
109
Al-Kafirun
The Disbelievers
109
110
An-Nasr
The Divine Support
110
111
Al-Masad
The Palm Fiber
111
112
Al-Ikhlas
The Sincerity
112
113
Al-Falaq
The Daybreak
113
114
An-Nas
Mankind
114
Settings