Surah Al Qasas Tafseer
Tafseer of Al-Qasas : 82
Saheeh International
And those who had wished for his position the previous day began to say, "Oh, how Allah extends provision to whom He wills of His servants and restricts it! If not that Allah had conferred favor on us, He would have caused it to swallow us. Oh, how the disbelievers do not succeed!"
Tafsir Ibn Kathir
Tafseer 'Tafsir Ibn Kathir' (IN)
Firman Allah Swt.:
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu. (Al Qashash:82)
Yakni orang-orang yang menginginkan hal seperti yang diperoleh Qarun yang bergelimang dengan perhiasannya saat mereka melihatnya.
Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. (Al Qashash:79)
Tetapi setelah Qarun dibenamkan, mereka mengatakan:
Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. (Al Qashash:82)
Maksudnya, harta benda itu bukanlah merupakan pertanda bahwa Allah rida kepada pemiliknya. Karena sesungguhnya Allah memberi dan mencegah, menyempitkan dan melapangkan, dan merendahkan serta meninggikan. Apa yang ditetapkan-Nya hanyalah mengandung hikmah yang sempurna dan hujah yang kuat, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan melalui Ibnu Mas'ud:
Sesungguhnya Allah membagi akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagi rezeki buat kalian. Dan sesungguhnya Allah memberi harta kepada orang yang Dia cintai, juga orang yang tidak dicintainya, tetapi Dia tidak memberi iman kecuali hanya kepada orang yang Dia sukai saja.
Firman Allah Swt.:
kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). (Al Qashash:82)
Yakni seandainya tidak ada belas kasihan Allah dan kebaikan-Nya kepada kita tentulah Dia membenamkan kita ke dalam bumi sebagaimana Qarun dibenamkan, sebab kami pernah mengharapkan hal yang semisal dengan Qarun.
Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). (Al Qashash:82)
Mereka bermaksud bahwa Qarun adalah orang kafir, dan orang kafir itu tidak akan beruntung di hadapan Allah, baik di dunia maupun di akhirat.
Ulama Nahwu berselisih pendapat sehubungan dengan makna lafaz {وَيْكَأَنَّ} dalam ayat ini. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa maknanya ialah 'celakalah, ketahuilah olehmu bahwa', tetapi bentuknya di- takhfif. Pendapat yang lain mengatakan waika, dan harakat fathah yang ada pada an menunjukkan ada lafaz i'lam yang tidak disebutkan.
Pendapat ini dinilai lemah oleh Ibnu Jarir.
Tetapi pada lahiriahnya pendapat ini kuat dan tidak mengandung kemusykilan, melainkan hanya dari segi penulisannya saja di dalam mus-haf, yaitu berbentuk muttasil. Sedangkan masalah penulisan merupakan masalah idiom dan rujukannya adalah bersumber kepada bahasa Arab.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah sama dengan alam tara (tidakkah kamu perhatikan), demikianlah menurut Qatadah. Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah wai dan ka-anna secara terpisah, wai bermakna ta'ajjub atau tanbih, sedangkan ka-anna bermakna azunnu atau ahtasibu.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang terkuat dalam masalah ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh Qatadah, yaitu bermakna alam tara (tidakkah engkau perhatikan).
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Are You Sure you want to Delete Pin
“” ?
Add to Collection
Bookmark
Pins
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Audio Settings