Surah Al Isra Tafseer

Surah
Juz
Page
1
Al-Fatihah
The Opener
001
2
Al-Baqarah
The Cow
002
3
Ali 'Imran
Family of Imran
003
4
An-Nisa
The Women
004
5
Al-Ma'idah
The Table Spread
005
6
Al-An'am
The Cattle
006
7
Al-A'raf
The Heights
007
8
Al-Anfal
The Spoils of War
008
9
At-Tawbah
The Repentance
009
10
Yunus
Jonah
010
11
Hud
Hud
011
12
Yusuf
Joseph
012
13
Ar-Ra'd
The Thunder
013
14
Ibrahim
Abraham
014
15
Al-Hijr
The Rocky Tract
015
16
An-Nahl
The Bee
016
17
Al-Isra
The Night Journey
017
18
Al-Kahf
The Cave
018
19
Maryam
Mary
019
20
Taha
Ta-Ha
020
21
Al-Anbya
The Prophets
021
22
Al-Hajj
The Pilgrimage
022
23
Al-Mu'minun
The Believers
023
24
An-Nur
The Light
024
25
Al-Furqan
The Criterion
025
26
Ash-Shu'ara
The Poets
026
27
An-Naml
The Ant
027
28
Al-Qasas
The Stories
028
29
Al-'Ankabut
The Spider
029
30
Ar-Rum
The Romans
030
31
Luqman
Luqman
031
32
As-Sajdah
The Prostration
032
33
Al-Ahzab
The Combined Forces
033
34
Saba
Sheba
034
35
Fatir
Originator
035
36
Ya-Sin
Ya Sin
036
37
As-Saffat
Those who set the Ranks
037
38
Sad
The Letter "Saad"
038
39
Az-Zumar
The Troops
039
40
Ghafir
The Forgiver
040
41
Fussilat
Explained in Detail
041
42
Ash-Shuraa
The Consultation
042
43
Az-Zukhruf
The Ornaments of Gold
043
44
Ad-Dukhan
The Smoke
044
45
Al-Jathiyah
The Crouching
045
46
Al-Ahqaf
The Wind-Curved Sandhills
046
47
Muhammad
Muhammad
047
48
Al-Fath
The Victory
048
49
Al-Hujurat
The Rooms
049
50
Qaf
The Letter "Qaf"
050
51
Adh-Dhariyat
The Winnowing Winds
051
52
At-Tur
The Mount
052
53
An-Najm
The Star
053
54
Al-Qamar
The Moon
054
55
Ar-Rahman
The Beneficent
055
56
Al-Waqi'ah
The Inevitable
056
57
Al-Hadid
The Iron
057
58
Al-Mujadila
The Pleading Woman
058
59
Al-Hashr
The Exile
059
60
Al-Mumtahanah
She that is to be examined
060
61
As-Saf
The Ranks
061
62
Al-Jumu'ah
The Congregation, Friday
062
63
Al-Munafiqun
The Hypocrites
063
64
At-Taghabun
The Mutual Disillusion
064
65
At-Talaq
The Divorce
065
66
At-Tahrim
The Prohibition
066
67
Al-Mulk
The Sovereignty
067
68
Al-Qalam
The Pen
068
69
Al-Haqqah
The Reality
069
70
Al-Ma'arij
The Ascending Stairways
070
71
Nuh
Noah
071
72
Al-Jinn
The Jinn
072
73
Al-Muzzammil
The Enshrouded One
073
74
Al-Muddaththir
The Cloaked One
074
75
Al-Qiyamah
The Resurrection
075
76
Al-Insan
The Man
076
77
Al-Mursalat
The Emissaries
077
78
An-Naba
The Tidings
078
79
An-Nazi'at
Those who drag forth
079
80
Abasa
He Frowned
080
81
At-Takwir
The Overthrowing
081
82
Al-Infitar
The Cleaving
082
83
Al-Mutaffifin
The Defrauding
083
84
Al-Inshiqaq
The Sundering
084
85
Al-Buruj
The Mansions of the Stars
085
86
At-Tariq
The Nightcommer
086
87
Al-A'la
The Most High
087
88
Al-Ghashiyah
The Overwhelming
088
89
Al-Fajr
The Dawn
089
90
Al-Balad
The City
090
91
Ash-Shams
The Sun
091
92
Al-Layl
The Night
092
93
Ad-Duhaa
The Morning Hours
093
94
Ash-Sharh
The Relief
094
95
At-Tin
The Fig
095
96
Al-'Alaq
The Clot
096
97
Al-Qadr
The Power
097
98
Al-Bayyinah
The Clear Proof
098
99
Az-Zalzalah
The Earthquake
099
100
Al-'Adiyat
The Courser
100
101
Al-Qari'ah
The Calamity
101
102
At-Takathur
The Rivalry in world increase
102
103
Al-'Asr
The Declining Day
103
104
Al-Humazah
The Traducer
104
105
Al-Fil
The Elephant
105
106
Quraysh
Quraysh
106
107
Al-Ma'un
The Small kindnesses
107
108
Al-Kawthar
The Abundance
108
109
Al-Kafirun
The Disbelievers
109
110
An-Nasr
The Divine Support
110
111
Al-Masad
The Palm Fiber
111
112
Al-Ikhlas
The Sincerity
112
113
Al-Falaq
The Daybreak
113
114
An-Nas
Mankind
114

Al-Isra : 79

17:79
وَمِنَٱلَّيْلِفَتَهَجَّدْبِهِۦنَافِلَةًلَّكَعَسَىٰٓأَنيَبْعَثَكَرَبُّكَمَقَامًامَّحْمُودًا ٧٩

Saheeh International

And from [part of] the night, pray with it as additional [worship] for you; it is expected that your Lord will resurrect you to a praised station.

Tafseer 'Tafsir Ibn Kathir' (IN)

Firman Allah Swt.:

Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.

Ayat ini merupakan perintah dari Allah kepada Nabi Saw. untuk mengerja­kan salat sunat malam hari sesudah salat fardu.

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw., bahwa Rasulullah Saw., pernah ditanya mengenai salat yang paling utama sesudah salat fardu. Maka beliau Saw. menjawab melalui sabdanya:

salat sunat malam hari.

Karena itulah maka Allah Swt. memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menghidupkan malam hari dengan salat sunat tahajud. Makna tahajud ialah salat yang dikerjakan sesudah tidur. Demikianlah menurut pendapat Alqamah, Al-Aswad, Ibrahim An-Nakha'i, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Dan inilah pengertian yang dikenal di dalam bahasa Arab. Hal yang sama telah disebutkan di dalam banyak hadis dari Rasulullah Saw. yang menyebutkan bahwa beliau melakukan salat tahajudnya sesu­dah tidur. Hal ini diriwayatkan melalui Ibnu Abbas dan Siti Aisyah serta sahabat-sahabat lainnya, semuanya itu diterangkan secara rinci di tempat­nya sendiri.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa tahajud ialah salat yang dila­kukan sesudah salat Isya. Pendapat ini mempunyai interpretasi salat yang dikerjakan sesudah tidur terlebih dahulu.

Para ulama berbeda pendapat mengenai makna firman-Nya:

...sebagai suatu ibadah tambahan bagimu.

Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah bahwa Engkau secara khusus wajib melakukan hal itu. Maka mereka menganggapnya sebagai suatu kewajiban khusus bagi Nabi Saw. sendiri, tidak bagi umat­nya. Demikianlah menurut pendapat yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas. Inilah yang dikatakan oleh salah satu pendapat di antara dua pendapat yang ada di kalangan ulama, juga menurut salah satu penda­pat Imam Syafi'i, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Menurut pendapat lain, susungguhnya mengerjakan salat sunat malam hari dianggap sebagai ibadah tambahan khusus baginya, mengingat semua dosa Nabi Saw. telah diampuni, baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Sedangkan bagi selain Nabi Saw. — yaitu umatnya — salat sunat itu dapat menghapuskan dosa-dosanya. Demikianlah menurut Muja­hid. Pendapat ini disebutkan di dalam kitab Musnad melalui riwayat Abu Umamah Al-Bahlil r.a.

Firman Allah Swt.:

...mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Aku lakukan perintah ini kepadamu untuk menempatkanmu di hari kiamat kelak pada kedudukan yang terpuji. Semua makhluk akan memujimu, begitu pula Tuhan yang menciptakan mereka semua.

Ibnu Jarir mengatakan, kebanyakan ulama ahli takwil mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kedudukan yang terpuji ini ialah kedudukan yang diperoleh Nabi Saw. pada hari kiamat nanti, yaitu memberikan syafa­at bagi umat manusia, agar Tuhan mereka membebaskan mereka dari kesengsaraan hari itu.

Pendapat ulama yang mengatakannya sebagai kedudukan syafaat

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Silah ibnu Zufar, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa manusia (kelak di hari kiamat) dikumpulkan di suatu tempat yang datar, suara penyeru terdengar oleh mereka dan pandangan mata mereka tembus (tiada yang menghalanginya). Mereka semua dalam keadaan telanjang dan tak beralas kaki, persis seperti ketika mereka baru dicipta-kan (dilahirkan). Mereka semua dalam keadaan berdiri, tiada seorang pun yang berani berbicara melainkan dengan seizin-Nya. Allah Swt. berseru, "Hai Muhammad!" Nabi Saw. menjawab: Labbaika wa sa'daika, semua kebaikan berada di Tangan-Mu, dan semua keburukan tidak pantas disandarkan kepada-Mu. Orang yang beroleh hidayah hanyalah orang yang Engkau beri hidayah. Hamba-Mu sekarang berada di hadapan-Mu, berasal dari (ciptaan)-Mu dan kembali kepada-Mu. Tiada jalan selamat dan tiada tempat berlindung dari murka-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Mahasuci lagi Mahatinggi dan Mahaagung Engkau, wahai Tuhan Pemilik Ka'bah.”

Inilah yang dimaksud dengan kedudukan terpuji yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya itu.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa kedudukan yang terpuji ini adalah kedudukan syafaat. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid. Pendapat yang sama dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri.

Qatadah mengatakan bahwa Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula dibangkitkan dari kuburnya di hari kiamat, dan beliau adalah orang yang mula-mula memberi syafaat.

Ahlul 'ilmi berpendapat bahwa hal inilah yang dimaksud oleh Allah dengan kedudukan yang terpuji di dalam firman-Nya: mudah-mudah Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Menurut kami, sesungguhnya Rasulullah Saw. mempunyai beberapa ke­muliaan di hari kiamat yang tidak ada seorang pun yang menandinginya. Sebagaimana beliau pun memiliki beberapa keutamaan yang tiada seorang pun dapat menyainginya, yaitu seperti berikut:

Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula dibangkitkan dari kubur­nya.

Nabi Saw. dibangkitkan dalam keadaan berkendaraan menuju Padang Mahsyar.

Nabi Saw. adalah pemegang panji yang bernaung di bawahnya Nabi Adam a.s. dan nabi-nabi lain sesudahnya, semuanya berada di ba­wah panjinya.

Nabi Saw. mempunyai telaga (Kausar) yang di tempat perhentian itu tiada sesuatu pun yang lebih banyak pendatangnya daripada telaga yang dimilikinya.

Nabi Saw. pemegang syafa'atul 'uzma di sisi Allah agar Allah mau datang untuk memutuskan peradilan di antara makhluk-Nya. Yang demikian itu terjadi sesudah semua manusia meminta kepada Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, lalu Isa, masing-masing dari mereka mengatakan, "Saya bukanlah orangnya.”Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad Saw. Maka Nabi Saw. bersabda: Akulah orangnya, akulah orangnya. Mengenai pembahasan masalah ini kami sebutkan nanti secara rinci.

Keistimewaan lainnya yang dimiliki oleh Nabi Saw. ialah memberi­kan syafaat kepada sejumlah kaum, padahal kaum-kaum itu telah diperin­tahkan untuk diseret ke dalam neraka, akhirnya mereka diselamatkan darinya.

Umat Nabi Saw. adalah umat yang paling pertama menerima ke-putusan dari Allah dalam peradilan-Nya di antara sesama mereka. Dan mereka adalah umat yang mula-mula melewati sirat bersama nabinya.

Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula diberi syafaat oleh Allah untuk masuk ke dalam surga, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih Muslim. Di dalam hadis sur (sangkakala) disebutkan bahwa semua orang mukmin tidak dapat masuk surga kecuali dengan syafaat dari Nabi Saw. Nabi Saw. adalah orang yang mula-mula masuk surga bersama umatnya sebelum umat-umat lainnya.

Nabi Saw. memberikan syafaat untuk meninggikan derajat sejum­lah kaum yang amal perbuatan mereka tidak dapat mencapainya.

Nabi Saw. adalah pemilik wasilah yang merupakan kedudukan tertinggi di surga. Kedudukan ini tidak layak disandang kecuali hanya oleh Nabi Saw. sendiri.

Apabila Allah Swt. telah memberikan izin untuk memberi syafaat kepada orang-orang yang durhaka, maka barulah para malaikat, para nabi, dan kaum mukmin memberikan syafaatnya masing-masing. Nabi Saw. memberikan syafaatnya kepada sejumlah besar makhluk yang tiada seorang pun mengetahui bilangannya kecuali hanya Allah Swt. Tiada seorang pun yang dapat menyamainya dan setara dengan dia dalam hal memberi syafaat.

Saya telah menjelaskan masalah ini secara rinci di dalam kitab As-Sirah pada Bab "Al-Khasais" (kitab lain karya tulis Ibnu Kasir). Berikut ini akan kami ketengahkan hadis-hadis yang menyebutkan tentang Kedu­dukan yang Terpuji ini.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Aban, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Adam ibnu Ali, ia pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa sesungguh­nya manusia itu kelak di hari kiamat semuanya berlutut, setiap umat mengikuti nabinya masing-masing. Mereka mengatakan, "Hai Fulan, beri­lah syafaat. Hai Fulan, berilah syafaat!" Hingga sampailah syafaat kepada Nabi Saw., hanya dialah yang dapat memberikannya. Yang demikian itu terjadi di hari Allah mendudukkannya di tempat yang terpuji.

Hamzah ibnu Abdullah meriwayatkannya dari ayahnya, dari Nabi Saw.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdullah ibnu Abdul Hakam, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnul Lais, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ubaidillah ibnu Abu Ja'far yang mengatakan, ia pernah mendengar Hamzah ibnu Abdullah ibnu Umar mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdul­lah ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya matahari (kelak di hari kiamat) benar-benar dekat sehingga keringat (manusia) sampai sebatas pertengahan teli­nga (mereka). Ketika mereka dalam keadaan demikian, mereka meminta tolong kepada Adam, maka Adam menjawab, "Saya bukanlah orang yang memiliki syafaat itu." Kemudian kepada Musa. Musa menjawab dengan kata-kata yang sama (seperti yang dikatakan Adam). Dan akhirnya kepada Nabi Muhammad Saw. Maka Nabi Saw. memberikah syafaatnya kepada makhluk. Lalu beliau berjalan (menuju surga) dan memegang halgah (pe­gangan) pintu surga. Pada saat itulah Allah menempatkannya pada kedudukan yang terpuji.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Bab "Zakat" melalui Yahya ibnu Bukair dan Alqamah, dari Abdullah ibnu Saleh, keduanya dari Al-Lais ibnu Sa'd dengan sanad yang sama. Hanya dalam riwayat ini ditambahkan:

bahwa pada hari itu Allah menempatkan­nya pada kedudukan yang terpuji, semua makhluk yang ada di tempat pemberhentian memujinya.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Ali ibnu Ayyasy, telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Abu Ham­zah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barangsiapa yang mengucapkan doa berikut ketika mende­ngar suara azan, yaitu: "Ya Allah, Tuhan seruan yang sempur­na ini dan salat yang didirikan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan angkatlah dia ke kedudukan yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan kepadanya, " maka ia akan mendapat syafaatku kelak di hari kiamat.

Hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari secara munfarid, tanpa Imam Muslim.

Hadis Ubay ibnu Ka'b.

Imam Ahmad telah mengatakan,, telah menceritakan kepada kami Abu Amir Al-Azdi, telah menceritakan kepada kami Zuhair ibnu Muhammad, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil, dari At-Tufail ibnu Ubay ibnu Ka'b, dari ayahnya, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Apabila hari kiamat tiba, saya menjadi pemimpin para nabi, khatib (pembicara) mereka, dan pemilik syafaat mereka, tanpa membanggakan diri.

Dalam pembahasan terdahulu dalam hadis Ubay ibnu Ka'b mengenai bacaan Al-Qur'an yang terdiri atas tujuh dialek disebutkan bahwa di akhir hadis tersebut dikatakan:

Maka aku .berdoa, "Ya Allah, berilah ampun kepada umatku. Ya Allah, berilah ampun kepada umatku, " dan aku tangguhkan permintaan yang ketiga buat suatu hari yang di hari itu semua makhluk memerlukan pertolonganku hingga Nabi Ibrahim a.s.

Hadis Anas ibnu Malik.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Abu Arubah, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Anas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: bahwa pada hari kiamat orang-orang mukmin berkumpul setelah mereka mengalami penderitaan terse­but. Lalu mereka berkata, "Sebaiknya kita meminta syafaat kepada Tuhan, agar Dia membebaskan kita dari tempat yang penuh dengan penderitaan ini." Maka mereka datang kepada Adam dan berkata, "Hai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah telah menciptakanmu dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadamu, serta Allah telah mengajarkan kepadamu nama segala sesua­tu. Maka mohonkanlah syafaat buat kami kepada Tuhanmu agar Dia membebaskan kita dari tempat kita ini." Nabi Adam menjawab mereka, "Saya bukanlah orang yang kalian harapkan", lalu Adam menyebutkan dosa yang pernah dilakukannya, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahamulia untuk meminta syafaat itu. Lalu ia berkata, "Sebaiknya kalian datang kepada Nuh, karena dia adalah rasul yang mula-mula diutus oleh Allah untuk penduduk bumi." Maka mereka datang kepada Nabi Nuh, lalu ia menjawab, "Saya bukanlah orang yang dapat kalian harapkan," kemudian Nabi Nuh menyebutkan suatu kesalahan, yaitu ia pernah meminta kepada Tuhan sesuatu yang tiada pengetahuan baginya tentang hal ifu, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan untuk meminta syafaat yang mereka minta itu. Dan Nuh a.s. mengatakan, "Sebaiknya kalian pergi kepada Nabi Ibrahim a.s., kekasih Tuhan Yang Maha Pemurah." Mereka datang kepada Nabi Ibrahim a.s., tetapi Nabi Ibrahim a.s. menjawab, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan. Sebaiknya datanglah kalian kepada Musa, seorang hamba yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah dan Allah telah memberinya kitab Taurat." Mereka datang kepada Musa, tetapi Musa menjawab, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan," lalu Musa menyebutkan bahwa ia pernah membunuh seseorang tanpa mendapat balasan qisas, sehingga ia merasa malu kepada Tuhan untuk meminta syafaat yang mereka kehendaki itu. Dan ia mengatakan, "Sebaiknya datanglah kalian kepada Isa, hamba dan Rasul Allah, serta kalimah dan roh-Nya." Mereka datang kepada Isa, tetapi Isa berkata, "Saya bukanlah orang yang kalian maksudkan. Sebaiknya datanglah kamu kepada Muhammad, seorang hamba yang telah diberi ampun oleh Allah Swt. atas semua do­sanya yang terdahulu dan yang kemudian." Mereka datang kepadaku — menurut Al-Hasan terjadi perubahan dalam ungkapan hadis —, lalu aku bangkit dan berjalan di antara dua ba­risan kaum mukmin -— Anas melanjutkan kisahnya—sehingga aku meng­hadap kepada Tuhan dan meminta izin untuk bersua dengan-Nya. Mana­kala aku melihat Tuhanku, maka aku menjatuhkan diri (menyungkur) bersujud kepada Tuhanku, dan Tuhanku membiarkan diriku dalam keadaan seperti itu selama apa yang Dia kehendaki. Kemudian Allah Swt. berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah muka­mu. Katakanlah, perkataanmu didengar. Dan mintalah syafaat, kamu di­beri izin untuk memberi syafaat. Dan mintalah, pasti kamu diberi apa yang kamu minta!" Maka aku mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Lalu aku memberi syafaat, dan Allah memberikan batasan jumlah tertentu kepadaku, maka aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada-Nya untuk kedua kalinya, dan apabila aku melihat-Nya, maka aku menjatuhkan diri atau menyungkur bersujud kepada-Nya, dan Dia membiarkan diriku dalam keadaan demikian selama apa yang dikehendaki-Nya. Lalu Allah Swt. berfirman, "Angkatlah mukamu, hai Muhammad. Katakanlah, perkataanmu pasti didengar. Mintalah, permintaanmu pasti dikabulkan. Dan mintalah syafaat, engkau akan diberi izin untuk memberi syafaat!" Maka aku mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafaat, dan Dia membe­rikan batasan kepadaku jumlah tertentu, lalu aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku kembali kepada-Nya untuk ketiga kalinya, dan mana­kala aku melihat-Nya, maka aku menjatuhkan diri atau menyungkur ber­sujud kepada-Nya. Dia membiarkan diriku dalam keadaan seperti itu selama apa yang Dia kehendaki. Sesudah itu Allah Swt. berfirman, "Hai Muhammad, angkatlah mu­kamu. Katakanlah, perkataanmu pasti di dengar. Mintalah, permintaanmu pasti diberikan. Dan mintalah syafaat, tentulah kamu diberi izin untuk memberi syafaat!" Maka aku mengangkat mukaku dan memuji-Nya dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian saya memberikan syafaat, dan Dia memberikan batasan sejumlah orang tertentu kepadaku, maka aku masukkan mereka ke dalam surga. Selanjutnya aku kembali kepada-Nya untuk keempat kalinya dan mengatakan kepada-Nya, "Wahai Tuhanku, tiada yang tersisa lagi selain orang-orang yang ditahan di dalam neraka oleh Al-Qur'an." Sahabat Anas telah menceritakan kepada kami bahwa Nabi Saw. bersabda: Maka dikeluarkanlah dari neraka orang yang pernah meng­ucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan di dalam hatinya terdapat sedikit kebaikan seberat biji gandum. Kemudian dike­luarkan pula dari neraka orang yang pernah mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam hatinya ' terdapat sedikit kebaikan sebesar biji jewawut. Kemudian dikeluarkan pula dari neraka orang yang pernah mengucapkan "Tidak ada Tuhan selain Allah", sedangkan di dalam hatinya terdapat sedikit kebaikan sebesar semut yang paling kecil.

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini melalui riwa­yat Syu'bah dengan sanad yang sama.

Hadis Abu Hurairah r. a.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Abu Hayyan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menerima kiriman daging yang telah dimasak, lalu disuguhkan kepada beliau kaki kambing yang disukainya. Maka beliau memakan sebagian darinya sekali makan, kemudian bersabda, "Aku adalah penghulu umat manusia di hari kiamat. Tahukah kalian mengapa demikian?" Allah pada hari kiamat menghimpun semua orang yang terdahulu dan yang kemudian di suatu tanah lapang. Mereka digiring ke tempat itu oleh suara yang,terdengar oleh mereka semua, dan mereka semua terlihat berada dalam pengawasan. Matahari berada di dekat mereka, sehingga manusia saat itu mengalami penderitaan dan malapetaka yang tidak kuat mereka sanggah. Maka sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, "Tidakkah kalian merasakan apa yang sedang kalian derita yang tidak mampu kalian sanggah ini? Tidakkah kalian mencari orang yang dapat meminta syafaat bagi kalian kepada Tuhan kalian?" Maka sebagian dari mereka menjawab, "Sebaiknya kalian datang kepada Adam." Maka mereka datang kepada Adam a.s. dan berkata, "Hai Adam, engkau adalah bapak manusia- Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri dan Dia telah meniupkan sebagian dari roh-Nya kepadamu, serta Dia telah memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadamu. Maka mintakanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau melihat apa yang sedang kami alami, betapa menderitanya kami." Adam a.s. menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang belum pernah Dia alami sebelumnya semisal sekarang, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya seperti murka-Nya pada hari ini. Sesungguhnya Dia pernah melarangku mende­kati sebuah pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Sekarang aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri saja. Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Nuh." Mereka datang kepada Nuh dan mengatakan, "Hai Nuh, engkau adalah mula-mula rasul di muka bumi, Allah telah memberimu nama seorang hamba yang banyak bersyukur. Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan yang kami alami? Tidakkah engkau lihat bagaimana keadaan kami sekarang?" Nuh menja­wab, "Sesungguhnya Tuhanku hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang belum pernah dialami-Nya semisal dengan hari ini, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya dengan kemurkaan seperti hari ini. Dan se­sungguhnya aku pernah memanjatkan suatu doa kepada-Nya untuk kebi­nasaan umatku. Maka pada hari ini aku hanya dapat menyelamatkan di­riku sendiri. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kalian kepada Ibrahim." Mereka datang kepada Ibrahim dan mengatakan kepadanya, "Hai Ibrahim, engkau adalah nabi Allah dan kekasih-Nya dari kalangan pendu­duk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami? Tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Maka Ibrahim menjawab, "Sesungguhnya tuhanku pada hari ini sedang murka dengan kemurkaan yang tidak pernah dilakukan-Nya sebelum itu, dan Dia tidak akan murka lagi sesudahnya dengan kemurkaan seperti hari ini," lalu Ibrahim menyebutkan beberapa kedustaan yang pernah di­lakukannya. Karena itu, ia mengatakan, "Aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Musa." Mereka datang kepada Musa dan mengatakan, "Hai Musa, engkau adalah rasul Allah, Allah telah memilihmu untuk membawa risalah-Nya dan berbicara langsung dengan-Nya untuk engkau sampaikan kepada manusia. Makamintakanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami, tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Musa menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku sedang murka dengan kemurkaan yang tidak pernah dilakukan-Nya sebelum hari ini, dan di masa mendatang Dia tidak akan murka lagi dengan kemurkaan seperti sekarang. Sesungguhnya aku pernah membunuh seseorang yang aku ti­dak diperintahkan untuk membunuhnya. Sekarang aku hanya dapat me­nyelamatkan diriku sendiri saja. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kalian kepada Isa." Mereka datang kepada Isa dan mengatakan, "Hai Isa engkau adalah rasul Allah, engkau diciptakan melalui perintah Allah yang disampaikan kepada Maryam melalui tiupan roh (ciptaan)-Nya, dan engkau dapat berbicara kepada manusia selagi engkau masih bayi dalam usia buaian. Maka mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah eng­kau lihat penderitaan kami, tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Isa menjawab, "Sesungguhnya Tuhanku pada hari ini sedang dalam keadaan murka dengan kemurkaan yang belum pernah dilakukan-Nya sebelum ini, dan di masa mendatang Dia tidak akan murka lagi seperti kemurkaan-Nya pada hari ini.'Tetapi Isa tidak menyebutkan suatu dosa pun, dan ia mengatakan, "Aku hanya dapat menyelamatkan diriku sendiri. Pergilah kalian kepada orang lain, pergilah kalian kepada Muhammad Saw." Maka mereka datang kepada Nabi Muhammad Saw. dan mengata­kan, "Hai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan Nabi terakhir, sesungguhnya Allah telah mengampuni semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian. Maka mohonkanlah syafaat kepada Tuhanmu buat kami. Tidakkah engkau lihat penderitaan kami? Tidakkah engkau lihat keadaan kami?" Nabi Saw. bersabda, "Maka aku bangkit dan mendatangi bagian bawah' Arasy, lalu aku menyungkur bersujud kepada Tuhanku. Kemudian Allah membukakan bagiku dan memberiku ilham cara memuji dan me-nyanjung-Nya dengan pujian dan sanjungan yang belum pernah Dia ajar­kan kepada seorang pun sebelumku. Maka dikatakan kepadaku, 'Hai Muhammad, angkatlah mukamu, dan mintalah, pasti engkau diberi apa yang kamu minta, dan mintalah syafaat, tentu engkau akan diberi izin memberikan syafaat.' Maka aku mengangkat mukaku dan berkata, 'Wa­hai Tuhanku, selamatkanlah umatku. Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku. Wahai Tuhanku, selamatkanlah umatku.' Dikatakan kepadaku, 'Hai Muhammad, masukkanlah ke dalam surga dari kalangan umatmu orang-orang yang tidak ada hisabnya melalui pintu surga yang ada di sebelah kanan, sedangkan pintu-pintu lainnya buat se­mua orang yang lainnya bersama-sama'." Kemudian Nabi Saw. bersabda, "Demi Tuhan yang jiwa Muhammad ini berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya jarak di antara kedua sisi pintu surga itu sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar, atau antara Mekah dan Basra."

Hadis ini diketengahkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam kitab shahihnya masing-masing.

Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Haql ibnu Ziyad, dari Al-Auza'i, telah menceritakan kepadaku Abu Ammar, telah menceri­takan kepadaku Abdullah ibnu Farrukh, telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Aku adalah penghulu Anak Adam pada hari kiamat, dan orang yang mula-mula dikeluarkan dari kubur di hari kiamat, orang yang mula-mula diberi izin untuk memberi syafaat, serta orang yang mula-mula memberi syafaat.

Quran Mazid
go_to_top
Quran Mazid
Surah
Juz
Page
1
Al-Fatihah
The Opener
001
2
Al-Baqarah
The Cow
002
3
Ali 'Imran
Family of Imran
003
4
An-Nisa
The Women
004
5
Al-Ma'idah
The Table Spread
005
6
Al-An'am
The Cattle
006
7
Al-A'raf
The Heights
007
8
Al-Anfal
The Spoils of War
008
9
At-Tawbah
The Repentance
009
10
Yunus
Jonah
010
11
Hud
Hud
011
12
Yusuf
Joseph
012
13
Ar-Ra'd
The Thunder
013
14
Ibrahim
Abraham
014
15
Al-Hijr
The Rocky Tract
015
16
An-Nahl
The Bee
016
17
Al-Isra
The Night Journey
017
18
Al-Kahf
The Cave
018
19
Maryam
Mary
019
20
Taha
Ta-Ha
020
21
Al-Anbya
The Prophets
021
22
Al-Hajj
The Pilgrimage
022
23
Al-Mu'minun
The Believers
023
24
An-Nur
The Light
024
25
Al-Furqan
The Criterion
025
26
Ash-Shu'ara
The Poets
026
27
An-Naml
The Ant
027
28
Al-Qasas
The Stories
028
29
Al-'Ankabut
The Spider
029
30
Ar-Rum
The Romans
030
31
Luqman
Luqman
031
32
As-Sajdah
The Prostration
032
33
Al-Ahzab
The Combined Forces
033
34
Saba
Sheba
034
35
Fatir
Originator
035
36
Ya-Sin
Ya Sin
036
37
As-Saffat
Those who set the Ranks
037
38
Sad
The Letter "Saad"
038
39
Az-Zumar
The Troops
039
40
Ghafir
The Forgiver
040
41
Fussilat
Explained in Detail
041
42
Ash-Shuraa
The Consultation
042
43
Az-Zukhruf
The Ornaments of Gold
043
44
Ad-Dukhan
The Smoke
044
45
Al-Jathiyah
The Crouching
045
46
Al-Ahqaf
The Wind-Curved Sandhills
046
47
Muhammad
Muhammad
047
48
Al-Fath
The Victory
048
49
Al-Hujurat
The Rooms
049
50
Qaf
The Letter "Qaf"
050
51
Adh-Dhariyat
The Winnowing Winds
051
52
At-Tur
The Mount
052
53
An-Najm
The Star
053
54
Al-Qamar
The Moon
054
55
Ar-Rahman
The Beneficent
055
56
Al-Waqi'ah
The Inevitable
056
57
Al-Hadid
The Iron
057
58
Al-Mujadila
The Pleading Woman
058
59
Al-Hashr
The Exile
059
60
Al-Mumtahanah
She that is to be examined
060
61
As-Saf
The Ranks
061
62
Al-Jumu'ah
The Congregation, Friday
062
63
Al-Munafiqun
The Hypocrites
063
64
At-Taghabun
The Mutual Disillusion
064
65
At-Talaq
The Divorce
065
66
At-Tahrim
The Prohibition
066
67
Al-Mulk
The Sovereignty
067
68
Al-Qalam
The Pen
068
69
Al-Haqqah
The Reality
069
70
Al-Ma'arij
The Ascending Stairways
070
71
Nuh
Noah
071
72
Al-Jinn
The Jinn
072
73
Al-Muzzammil
The Enshrouded One
073
74
Al-Muddaththir
The Cloaked One
074
75
Al-Qiyamah
The Resurrection
075
76
Al-Insan
The Man
076
77
Al-Mursalat
The Emissaries
077
78
An-Naba
The Tidings
078
79
An-Nazi'at
Those who drag forth
079
80
Abasa
He Frowned
080
81
At-Takwir
The Overthrowing
081
82
Al-Infitar
The Cleaving
082
83
Al-Mutaffifin
The Defrauding
083
84
Al-Inshiqaq
The Sundering
084
85
Al-Buruj
The Mansions of the Stars
085
86
At-Tariq
The Nightcommer
086
87
Al-A'la
The Most High
087
88
Al-Ghashiyah
The Overwhelming
088
89
Al-Fajr
The Dawn
089
90
Al-Balad
The City
090
91
Ash-Shams
The Sun
091
92
Al-Layl
The Night
092
93
Ad-Duhaa
The Morning Hours
093
94
Ash-Sharh
The Relief
094
95
At-Tin
The Fig
095
96
Al-'Alaq
The Clot
096
97
Al-Qadr
The Power
097
98
Al-Bayyinah
The Clear Proof
098
99
Az-Zalzalah
The Earthquake
099
100
Al-'Adiyat
The Courser
100
101
Al-Qari'ah
The Calamity
101
102
At-Takathur
The Rivalry in world increase
102
103
Al-'Asr
The Declining Day
103
104
Al-Humazah
The Traducer
104
105
Al-Fil
The Elephant
105
106
Quraysh
Quraysh
106
107
Al-Ma'un
The Small kindnesses
107
108
Al-Kawthar
The Abundance
108
109
Al-Kafirun
The Disbelievers
109
110
An-Nasr
The Divine Support
110
111
Al-Masad
The Palm Fiber
111
112
Al-Ikhlas
The Sincerity
112
113
Al-Falaq
The Daybreak
113
114
An-Nas
Mankind
114
Settings