Surah Al Hijr Tafseer
Tafseer of Al-Hijr : 87
Saheeh International
And We have certainly given you, [O Muhammad], seven of the often repeated [verses] and the great Qur'an.
Tafsir Ibn Kathir
Tafseer 'Tafsir Ibn Kathir' (IN)
Artinya, bersikap rendah dirilah kamu kepada mereka, sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam firman-Nya:
Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At Taubah:128)
Sehubungan dengan makna as-sab'ul masani, para ulama berbeda pendapat mengenainya.
Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sab’ul masani ialah tujuh surat Al-Qur'an yang panjang-panjang, yaitu surat Al-Baqarah, Ali Imran, An Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, dan surat Yunus.
Ibnu Abbas dan Sa'id ibnu Jubair me-nas-kan hal ini.
Sa’id mengatakan bahwa di dalam surat-surat tersebut dijelaskan hal-hal yang fardu, hukum-hukum had, hukum-hukum qisas, dan hukum-hukum lainnya. Ibnu Abbas mengatakan, di dalamnya dijelaskan misal-misal, berita-berita, dan pelajaran-pelajaran.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Umar yang mengatakan bahwa Sufyan pernah mengatakan, "Al-masani ialah surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, Al-Anf’al, dan surat Al-Bara-ah (At-Taubah) adalah satu surat."
Ibnu Abbas mengatakan bahwa tiada seorang pun yang dianugerahi surat-surat tersebut selain Nabi Saw., dan Musa hanya diberi dua surat darinya. Demikianlah menurut riwayat Hasyim, dari Al-Hajjaj, dari Al-Walid ibnul Aizar, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas.
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Muslim Al-Batin, dari Sa'id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Nabi Saw. dianugerahi tujuh surat yang panjang-panjang, sedangkan Musa dianugerahi enam buah. Setelah Musa melemparkan luh-luh-nya, kedua surat hilang, dan yang tertinggal hanyalah empat surat.
Mujahid mengatakan bahwa sab'ul masani ialah tujuh surat yang panjang-panjang, dikatakan pula Al-Qur'an yang agung.
Khasif telah meriwayatkan dari Ziyad ibnu Abu Maryam sehubungan dengan makna firman-Nya, "Sab'ul Masani" ini. Allah Swt. berfirman, "Aku berikan kepadamu (Muhammad) tujuh bagian, yaitu perintah, larangan, berita gembira, peringatan, perumpamaan-perumpamaan, dan bilangan nikmat-nikmat, serta Aku beritakan kepadamu berita Al-Qur'an." Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa yang dimaksud dengan as-sab’ul masani ialah surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah terdiri atas tujuh ayat.
Pendapat ini diriwayatkan dari Ali, Umar, Ibnu Mas'ud, dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan bahwa basmalah termasuk salah satu ayat dari surat Al-Fatihah, Allah telah mengkhususkan ini bagi kalian. Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibrahim An-Nakha'i, Abdullah ibnu Ubaid, Ibnu Umair, Ibnu Abu Mulaikah, Syahr ibnu Hausyab, Al-Hasan Al-Basri, dan Mujahid.
Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa yang dimaksud dengan sab’ul masani ialah fatihatul kitab, dan bahwa surat Al-Fatihah ini dibaca berulang-ulang pada setiap rakaat salat fardu maupun salat sunat. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir, dan ia memilih pendapat ini dengan berdasarkan hadis-hadis yang menerangkan tentang hal ini. Hadis-hadis tersebut telah kami terangkan di dalam keutamaan-keutamaan surat Al-Fatihah pada permulaan kitab tafsir ini. Sehubungan dengan masalah ini Imam Bukhari telah mengetengahkan dua buah hadis.
Pada hadis pertama Imam Bukhari mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Gundar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Habib ibnu Abdur Rahman, dari Hafs ibnu Asim, dari Abu Sa'id ibnul Ma'la yang menceritakan, "Nabi Saw. melewatiku saat aku sedang salat, lalu Nabi Saw. memanggilku, tetapi aku tidak mendatanginya hingga aku menyelesaikan salatku. Setelah aku selesaikan salatku, maka aku menghadap kepada Nabi Saw. Lalu Nabi Saw. bertanya, 'Apakah yang menghalang-halangimu sehingga tidak datang kepadaku (saat kupanggil)?' Aku menjawab, 'Aku sedang mengerjakan salat.' Maka Nabi Saw. bersabda, 'Bukankah Allah Swt. telah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian. (Al Anfaal:24).' Nabi Saw. bersabda, 'Maukah aku ajarkan kamu tentang surat yang paling besar di dalam Al-Qur'an sebelum aku keluar dari masjid ini?' Ketika Nabi Saw. hendak keluar dari masjid, maka aku mengingatkannya (akan janjinya itu), lalu beliau bersabda: 'Al Hamdu Lillahi Rabbil 'Alamin (surat Al-Fatihah) adalah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang, dan Al-Qur’anul 'Azim yang diberikan kepadaku'.”
Hadis kedua: Imam Bukhari mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zi-b, telah menceritakan kepada kami Al-Maqbari, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Ummul Qur’an ialah tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur'anul 'Azim.
Inilah bunyi nas yang menyatakan bahwa surat Al-Fatihah-adalah sab’ul masani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) dan Al-Qur’anul 'Azim (yakni di dalamnya terkandung semua isi Al-Qur'an secara garis besarnya). Akan tetapi, tidaklah bertentangan jika surat lainnya—yaitu tujuh surat yang panjang-panjang— dinamakan pula dengan sebutan ini, mengingat di dalam surat-surat tersebut terkandung pula sifat-sifatnya. Sebagaimana tidak bertentangan pula bila Al-Qur'an seluruhnya disebut dengan sebutan ini, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. (Az Zumar:23)
Fatihah dipandang dari satu segi disebut masani (yang dibaca berulang-ulang), dan dari segi lain serupa (mutu ayat-ayatnya), surat Al-Fatihah ini dinamakan pula dengan sebutan ' Al-Qur'an'. Perihalnya sama dengan Nabi Saw. ketika ditanya tentang masjid yang dibangun di atas landasan takwa, maka beliau Saw. mengisyaratkan kepada masjidnya (di Madinah), sedangkan ayat itu diturunkan berkenaan dengan Masjid Quba. Tidak ada pertentangan dalam hal ini, karena sesungguhnya menyebutkan sesuatu bukan berarti menafikan sebutan yang lainnya bilamana keduanya mempunyai sifat dan latar belakang yang sama.
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Be our beacon of hope! Your regular support fuels our mission to share Quranic wisdom. Donate monthly; be the change we need!
Are You Sure you want to Delete Pin
“” ?
Add to Collection
Bookmark
Pins
Social Share
Share With Social Media
Or Copy Link
Audio Settings